Jumat, 03 Februari 2017
Rabu, 01 Februari 2017
Penerapan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Koloid Dalam Industri
Sistem koloid peranannya sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari kita, mulai dari dapur, kosmetik, pertanian, farmasi sampai
industri yang lain.
Industri
kosmetik antara lain : susu pembersih kulit muka, parfum, talk.
Industri
makanan antara lain : mentega, keju, agar-agar, roti.
Industri farmasi antara lain : sirup,
salep dan obat-obatan.
Industri pertanian antara lain :
obat-obatan pembunuh serangga, obat semprot pertanian.
Industri lainnya : cat, keramik, lem,
tinta
Setelah kamu
lihat beberapa contoh di atas, kamu dapat menyimpulkan bahwa kecenderungan
industri membuat produk yang berupa koloid. Dapatkah kamu menjelaskan
penyebabnya?
Koloid
merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang
tidak saling melarutkan secara homogen dan stabil. Homogen dalam hal ini
diartikan sebagai, mempunyai komposisi yang sama setiap bagiannya.
Pahami Kimia
1. Klasifikasikan
beberapa produk kesehatan dan kecantikan sesuai dengan jenis koloidnya.
2. Lengkapilah
daftar berikut :
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
|
Industri pertanian
|
|
Industri farmasi
|
|
Industri cat
|
4. PENGOLAHAN AIR BERSIH
Tahukah kamu
darimana air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari di rumahmu diperoleh
? Air yang digunakan di rumah-rumah umumnya berasal dari air sumur, air danau,
dan air sungai. Air tersebut umumnya mengandung berbagai zat seperti lumpur,
zat organik, zat pencemar, dan bakteri berbahaya. Oleh karena itu, air tersebut
terlebih dahulu harus diolah sebelum dikonsumsi. Ada dua metode pengolahan air,
yaitu pengolahan air bersih secara sederhana dan pengolahan air bersih di kota
besar.
a. Pengolahan air bersih secara
sederhana
Pengolahan air
bersih secara sederhana dilakukan dengan menggunakan pasir dan kerikil sebagai
penyaring. Selain itu ditambahkan zat kimia misalnya tawas, karbon
aktif, kaporit dan kapur.
Gambar. Pengolahan air bersih secara
sederhana.
Penambahan zat kimia :
·
Tawas (Al2(SO4)3)
akan membentuk koloid Al(OH)3 bermuatan positif. Al(OH)3
akan menggumpalkan lumpur dan mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam
air.
·
Karbon aktif
jika air terlalu keruh untuk menyerap bau, warna, rasa, dan zat organik.
·
Kaporit/klorin
untuk membunuh kuman
·
Kapur untuk
menaikkan pH karena tawas telah mengkonsumsi alkalinitas air.
Sedangkan pasir
dan kerikil digunakan untuk penyaringan (filtrasi) guna memisahkan zat-zat
padat termasuk endapan.
b. Pengolahan air bersih di kota besar.
Pernahkah kamu
melihat tempat pengolahan air bersih di kotamu ? Cobalah kamu perhatikan air
sebelum diolah. Sumber air bersih untuk pengolahan di dalam kota biasanya
berasal dari danau atau sungai. Danau atau sungai ini cenderung mengandung
padatan dan zat-zat pencemar lainnya, termasuk buangan untuk industri. Oleh
karena itu pengolahannyapun lebih kompleks daripada air sumur. Namun demikian,
prinsip yang digunakan hampir sama. Pengolah air bersih di kota besar melalui
beberapa tahapan sebagai berikut :
·
Presedimentasi.
Air danau atau sungai dipompa ke dalam
reservoar. Di sini zat padat termasuk lumpur akan mengendap akibat
pengaruh gaya gravitasi. Selanjutnya, air akan masuk ke tangki pengendapan
(flokulasi).
·
Pengendapan.
Di dalam tangki pengendapan,
ditambahkan zat pembentuk koloid Al(OH)3, misalnya tawas (KAl(SO4)2),
aluminium sulfat (Al2(SO4)3) atau PAC (Poly
Aluminium Chlorida) AlCl3- AlCl3- AlCl3....
PAC ini lebih bagus dibanding yang lainnya dan ini sudah banyak digunakan dalam
pengolahan air dalam jumlah besar. Koloid Al(OH)3 bermuatan positif.
Koloid akan mengadsorpsi padatan, zat warna, sebagian bakteri, dan zat pencemar
dalam air. Selanjutnya koloid Al(OH)3 akan menggumpalkan lumpur.
Gumpalan-gumpalan besar akan mengendap akibat pengaruh gravitasi. Selain tawas
juga dapat ditambahkan karbon aktif untuk menghilangkan rasa, bau, dan warna
dalam air.
·
Penyaringan
(filtrasi).
Air dari tangki pengendapan di saring
melalui saringan yang terdiri dari pasir, kerikil, dan anthracite coal untuk
memisahkan sisa-sisa gumpalan.
·
Penambahan zat
kimia.
-
Kapur Ca(OH)2
ditambahkan untuk menaikkan pH air menjadi 6,5. Hal ini dikarenakan tawas telah
mengkonsumsi alkalinitas (OH-) air sehingga menurunkan pH air.
-
Klorin (Cl2
) di dalam air terhidrolisis membentuk ion hipoklorit (OCl-) yang
berfungsi membunuh kuman disamping membunuh tumbuhnya ganggang di dalam pipa.
-
Cl2
(g) + H2O (l) → HOCl (aq) + H+
(aq) + Cl- (aq)
·
Penyimpanan
dalam reservoar.
Air yang sudah memenuhi standar
kemudian disimpan dalam reservoar sebelum didistribusikan ke konsumen.
Gambar. Bagan pengolahan air bersih di
kota besar
Info Kimia
Biji kelor (moringa olafera) sebagai
penjernih alami
Biji kelor yang
banyak tumbuh di lapangan terbuka dapat digunakan sebagai penjernih alami.
Caranya biji kelor yang tua dan kering dihaluskan kemudian dilarutkan dalam
air. Tepung biji kelor ini dapat langsung digunakan sebagai bahan penjernih air
gambut. Biasanya 5-10 biji kelor untuk 1 liter air. Tepung biji kelor merupakan
bahan penggumpal alami yang cukupefektif sebab biji kelor mengandung mirosin,
emulsin, asam gliserid, asam polmirat, lemak dan minyak, serta zat yang
bersifat bakterisida.
PEMBUATAN KOLOID
Telah kamu
ketahui kalau ukuran partikel koloid terletak antara larutan sejati dan
partikel suspensi. Oleh karena itu sistem koloid dapat dibuat dengan dua
cara yaitu metode kondensasi dan metode dispersi.
·
Metode
kondensasi adalah metode dimana partikel-partikel kecil larutan sejati
bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
·
Metode dispersi
adalah metode dimana partikel-partikel besar dipecah menjadi partikel-partikel
berukuran koloid.
1. METODE KONDENSASI
Pembuatan
koloid dengan cara kondensasi melibatkan penggabungan partikel-partikel larutan
(atom, molekul atau ion) menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Cara ini
dapat dilakukan dengan reaksi kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan
redoks) atau penggantian pelarut.
a.
Reaksi dekomposisi rangkap.
·
Sol As2S3
dibuat dengan mengalirkan gas H2S perlahan melalui larutan As2O3
dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning
terang.
As2O3(aq)
+ 3H2S(g) → As2S3 (koloid)
+ 3H2O(l)
·
Sol AgCl dibuat
dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq)
→ AgCl (koloid) + HNO3(aq)
b. Reaksi Hidrolisis
·
Sol Al(OH)3
dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih.
AlCl3(aq) + 3H2O(l)
→ Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
·
Sol Fe(OH)3
dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)
→ Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
merah
c.
Reaksi Redoks.
·
Sol Au dapat
dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik
formaldehida HCHO.
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq)
+ 3H2O(l) → 2Au (koloid) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq).
·
Sol belerang
dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(q)
+ SO2(aq) → 3S (koloid) + 2H2O(aq)
d.
Penggantian Pelarut.
Belerang sukar larut dalam air tetapi
mudah larut dalam alkohol seperti etanol. Jadi, untuk membuat sol belerang
dengan medium pendispersi air, belerang dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol
sampai jenuh. Setelah itu, larutan belerang dalam etanol ini ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Belerang akan menggumpal
menjadi partikel koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air.
Aktivitas Kita
Pembuatan Koloid Cara Kondensasi
Cara kerja
1.
Pembuatan sol
Fe(OH)3.
Panaskan 50 ml air suling di dalam
gelas kimia 100 ml sampai mendidih. Tambahkan 25 tetes larutan FeCl3 jenuh dan
aduk sambil meneruskan pemanasan sampai campuran berwarna coklat merah.
2.
Pembuatan Sol
As2S3
Masukkan
1 gram As2S3 dan 100 mL air suling ke dalam gelas kimia 250 mL. Panaskan
campuran ini sampai mendidih kemudian dinginkan sampai suhu kamar. Sementara
itu alirkan gas H2S ke dalam 100 mL air suling dalam gelas erlenmeyer sampai
jenuh. Seterusnya, dekantasi larutan As2S3 dari gelas
kimia ke dalam larutan H2S.
3.
Pembuatan gel
kalsium asetat-alkohol
Masukkan 10 ml larutan kalsium asetat
jenuh ke dalam gelas kimia 100 mL. Tuangkan sekaligus alkohol itu ke dalam
larutan kalsium asetat jenuh. Hasil pencampuran merupakan gel.
Masukkan sedikit gel itu ke dalam cawan
porselen, kemudian bakar gel itu.
Pertanyaan :
1.
Tuliskan reaksi
yang terjadi pada percobaan di atas.
2.
Mengapa
kalsiunm asetat membentuk gel jika dicampur dengan alkohol
3.
Apa yang
terbentuk pada pembakaran gel.
2. METODE DISPERSI
Pembuatan
koloid dengan cara dispersi melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar
menjadi partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan ke
medium pendispersinya. Ada tiga metode dispersi yang akan kita bahas disini,
yaitu cara mekanik, cara peptisasi, dan cara busurbredig.
a. Cara Mekanik
Cara mekanik
berarti partikel-partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid yang kemudian
didispersikan ke medium pendispersinya. Contoh :
·
Pembuatan sol
belerang. Serbuk belerang digerus bersama-sama dengan suatu zat inert
(misalnya gula pasir), kemudian setelah halus dicampur dengan air.
·
Menggunakan
alat penggilingan koloid.
Gambar. Alat penggilingan Koloid.
b. Cara Peptisasi
Cara peptisasi
berarti proses dispersi endapan menjadi sistem koloid dengan penambahan zat
pemeptisasi ( pemecah). Zat pemecah dapat berupa elektrolit khususnya yang
mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu
c. Cara busur Bredig
Cara busur
Bredig digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan diubah menjadi
partikel – partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode
logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sedemikian
sehingga ke dua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode diberi
loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap. Uapnya
kemudian terkondensasi dalam medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi itu
berupa partikel-partikel koloid.
Gambar. Cara Busur Bredig.
Cara busur bredig digunakan untuki
membuat sol logam seperti Ag, Au, dan Pt.
Oleh karena logam diubah menjadi
partikel sol melalui uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode
dispersi.
Aktivitas Kimia
Pembuatan Koloid Secara Dispersi
Cara Kerja
1.
Pembuatan sol
belerang
Campurkan 1 sendok gula dan 1 sendok
belerang dalam lumpang. Gerus campuran itu sampai halus. Ambil 1 sendok teh
campuran itu (yang lainnya dibuang ) dan campurkan dengan 1 sendok gula lalu
gerus sampai halus. Loanjutkan pekerjaan itu sampai 4 kali. Tuangkan sedikit
dari campuran terakhir ke dalam gelas kimia berisi 50 mL air suling dan aduk.
Saring jika masih terjadi endapan.
2.
Pembuatan
Sol/gel agar-agar
Isi tabung reaksi dengan air suling
hingga kira-kira sepertiga tabung. Tambahkan 1 spatula agar-agar dan aduk .
Panaskan tabung beserta isinya sampai mendidih. Dinginkan campuran itu
untuk memperoleh agar-agar.
3.
Pembuatan
Emulsi minyak dalam air.
Masukkan kira-kira 5 mL air dan 1 mL
minyak tanah ke dalam sebuah tabung reaksi. Guncangkan tabung dengan keras
kemudian letakkan tabung itu pada rak tabung. Perhatikan apa yang terjadi.
Masukkan kira-kira 5 mL air, 1 mL minyak tanah, dan 1 mL larutn deterjen ke
dalam tabung lain. Guncangkan tabung dengan keras kemudian letakkan tabung itu
pada rak tabung. Perhatikan apa yang terjadi. Berarti kamu telah membuat
emulsi minyak dalam air dengan deterjen sebagai pengemulsinya.
3. PEMURNIAN KOLOID
Pada pembuatan
koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid,
sehingga harus dimurnikan/ dihilangkan. Ada 3 cara yang dapat digunakan, yaitu
: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
a. Dialisis
Pada proses ini
digunakan selaput semi permeabel, yaitu jenis selaput yang memungkinkan ion
atau molekul kecil untuk melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau
molekul besar. Pergerakan ion-ion dan molekul –molekul kecil melalui selaput
semi permeabel disebut dialisis. Proses ini diamati pertama kali oleh Thomas
Graham. Ia menemukan bahwa beberapa zat seperti lem dan gelatin (gel) dapat
dipisahkan dari zat-zat terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan
selaput semi permeabel.
Misalnya pada
pembuatan : Fe(OH)3 terdapat ion-ion H+ dan Cl-.
Begitu juga pada pembuatan koloid As2S3 terdapat ion-ion
H+ dan S2-. Untuk membersihkannya dilakukan dengan
cara memasukkan koloid ke dalam kantong dengan selaput semipermiabel yaitu
selaput yang dapat melewatkan ion-ion dan air tetepi tidak dapat melewatkan
koloid. Ini dapat dilakukan karena ukuran partikel koloid jauh lebih besar dari
partikel ion dan air. Kemudian kantong dimasukkan dalam air, maka ion-ion akan
keluar (berdifusi) masuk ke air.
Gambar. Proses Dialisis
Info Kimia
Teknologi
Mengatasi Gagal Ginjal
Kegagalan ginjal dapat mengancam hidup manusia. Salah satu
cara ampuh mengatasi kelainan ginjal ini adalah dengan mengembangkan ginjal
buatan. Ginjal buatan sering disebut mesin pencuci darah atau hemodialisis.
Darah mengandung partikel-partikel dari berbagai jenis dan
ukuran, seperti sel-sel darah, protein, ion-ion, dan zat-zat sisa berupa
senyawa organik. Ginjal berfungsi memisahkan partikel-patikel berbahaya
disamping harus mempertahankan partikel-partikel esensial sekaligus mengatur
konsentrasi ion-ion dalam darah.
Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, seperti yang
dialami penderita gagal ginjal, maka zat-zat sisa akan menumpuk dalam darah dan
hal ini membahayakan. Di sini mesin pencuci darah dapat menggantikan fungsi
ginjal. Cara kerja mesin pencuci darah dapat dijelaskan sebagai berikut .
Gambar. Alat Cuci Darah dan Proses
pencucian darah
Darah dari pembuluh arteri pasien masuk ke dalam tabung
(kantong) dialisis yang direndam dalam fluida dialisis yang mengalir secara
perlahan. Fluida dialisis yang digunakan adalah larutan garam dan gula. Hal ini
dimaksudkan untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion dalam darah. Selama proses
berlangsung, partikel-partikel urea dari darah akan keluar melelui tabung
selaput semi permeabel dan masuk ke dalam fluida dialisis. Sementara itu,
partikel-partikel dalam darah tertahan. Setelah proses dialisis selesai,
darah yang sudah dimurnikan di kembalikan ketubuh pasien melalui pembuluh vena.
Ginjal tiruan sangat efektif menolong korban gagal ginjal
hingga ginjalnya berfungsi kembali. Namun, penggunaan mesin ginjal ini
memerlukan waktu yang lama dan membuang banyak biaya, karena metode pencucian
darah harus dilakukan secara berkala minimal 6 jam dalam seminggu.
b. Elektrodialisis
Proses dialisis merupakan proses dialisis di bawah pengaruh
medan listrik. Karena menggunakan medan listrik, maka proses ini dapat terjadi
jika terdapat senyawa ionikatau ion-ion dalam koloid. Contoh penggunaan
elektrodialisis adalah pemurnian air laut.
Dalam
proses elektrodialisis, air laut ditempatkan dalam sel elektrolit tiga kamar
yang terpisah oleh dua membran semipermiabel (seperti pada gambar). Setiap
membran hanya dapat dilewati oleh satu jenis ion. Saat listrik
dialirkan, kation dan anion akan bergerak ke arah yang berbeda, dan akan
meninggalkan air murni. Elektrodialisis masih merupakan cara yang mahal karena
prosesnya masih menggunakan listrik
(a)
(b)
Gambar proses elektrodialisis air laut
c. Penyaring Ultra
Partikel-partikel
koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, karena pori-pori kertas
saring terlalu besar dibandingkan dengan ukuran-ukuran partikel koloid. Supaya
digunakan untuk menyaring partikel koloid, kertas saring tersebut diresapi dengan
selulosa seperti selofan (cellophane) sehingga ukuran pori-pori kertas saring
menjadi lebih kecil. Kertas saring yang telah dimodifikasi seperti ini
dinamakan penyaring ultra.
Gambar. Penyaringan Ultra.
RANGKUMAN
Sistem koloid
adalah suatu campuran zat (fase terdispersi dan fase pendispersi) di mana suatu
zat (fase terdispersi) tersebar merata dan berukuran koloid dalam suatu
zat lain (medium pendispersi ). Menurut pembentuknya, koloid dibedakan menjadi:
sol, emulsi dan buih. Ada tiga jenis sol, yaitu sol
padat, sol cair (sol) dan sol gas (aerosol padat). Emulsi
dibagi menjadi tiga jenis emulsi yaitu emulsi gas(aerosol cair), emulsi cair
(emulsi), dan emulsi padat (gel), sedangkan buih dibedakan
menjadi dua, yaitu, buih cair dan buih padat. Koloid dapat dibedakan
berdasarkan kemampuannya menyatu dengan air atu pelarut lain, yaitu koloid
liofil dan koloid liofob.
koloid dapat
dibuat dengan cara: Metode kondensasi, (dekomposisi rangkap, hidrolisis,
dan redoks) atau penggantian pelarut, dan Metode dispersi. Ada
tiga metode dispersi yaitu cara mekanik, cara peptisasi, dan cara
busur bredig.
Dalam pembuatan
koloid, sering terdapat partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan
yang dapat mengganggu kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang
dapat digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel tersebut, dialisis,
elektrodialisis, dan penyaringan ultra
Telah kamu
ketahui kalau ukuran partikel koloid terletak antara larutan sejati dan
partikel suspensi. Oleh karena itu sistem koloid dapat dibuat dengan dua
cara yaitu metode kondensasi dan metode dispersi.
·
Metode
kondensasi adalah metode dimana partikel-partikel kecil larutan sejati
bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
·
Metode dispersi
adalah metode dimana partikel-partikel besar dipecah menjadi partikel-partikel
berukuran koloid.
1. METODE KONDENSASI
Pembuatan
koloid dengan cara kondensasi melibatkan penggabungan partikel-partikel larutan
(atom, molekul atau ion) menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Cara ini
dapat dilakukan dengan reaksi kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan
redoks) atau penggantian pelarut.
a.
Reaksi dekomposisi rangkap.
·
Sol As2S3
dibuat dengan mengalirkan gas H2S perlahan melalui larutan As2O3
dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning
terang.
As2O3(aq)
+ 3H2S(g) → As2S3 (koloid)
+ 3H2O(l)
·
Sol AgCl dibuat
dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq)
→ AgCl (koloid) + HNO3(aq)
b. Reaksi Hidrolisis
·
Sol Al(OH)3
dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih.
AlCl3(aq) + 3H2O(l)
→ Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
·
Sol Fe(OH)3
dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)
→ Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
merah
c.
Reaksi Redoks.
·
Sol Au dapat
dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik
formaldehida HCHO.
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq)
+ 3H2O(l) → 2Au (koloid) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq).
·
Sol belerang
dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(q)
+ SO2(aq) → 3S (koloid) + 2H2O(aq)
d.
Penggantian Pelarut.
Belerang sukar larut dalam air tetapi
mudah larut dalam alkohol seperti etanol. Jadi, untuk membuat sol belerang
dengan medium pendispersi air, belerang dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol
sampai jenuh. Setelah itu, larutan belerang dalam etanol ini ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Belerang akan menggumpal
menjadi partikel koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air.
Aktivitas Kita
Pembuatan Koloid Cara Kondensasi
Cara kerja
1.
Pembuatan sol
Fe(OH)3.
Panaskan 50 ml air suling di dalam
gelas kimia 100 ml sampai mendidih. Tambahkan 25 tetes larutan FeCl3 jenuh dan
aduk sambil meneruskan pemanasan sampai campuran berwarna coklat merah.
2.
Pembuatan Sol
As2S3
Masukkan
1 gram As2S3 dan 100 mL air suling ke dalam gelas kimia 250 mL. Panaskan
campuran ini sampai mendidih kemudian dinginkan sampai suhu kamar. Sementara
itu alirkan gas H2S ke dalam 100 mL air suling dalam gelas erlenmeyer sampai
jenuh. Seterusnya, dekantasi larutan As2S3 dari gelas
kimia ke dalam larutan H2S.
3.
Pembuatan gel
kalsium asetat-alkohol
Masukkan 10 ml larutan kalsium asetat
jenuh ke dalam gelas kimia 100 mL. Tuangkan sekaligus alkohol itu ke dalam
larutan kalsium asetat jenuh. Hasil pencampuran merupakan gel.
Masukkan sedikit gel itu ke dalam cawan
porselen, kemudian bakar gel itu.
Pertanyaan :
1.
Tuliskan reaksi
yang terjadi pada percobaan di atas.
2.
Mengapa
kalsiunm asetat membentuk gel jika dicampur dengan alkohol
3.
Apa yang
terbentuk pada pembakaran gel.
2. METODE DISPERSI
Pembuatan
koloid dengan cara dispersi melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar
menjadi partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan ke
medium pendispersinya. Ada tiga metode dispersi yang akan kita bahas disini,
yaitu cara mekanik, cara peptisasi, dan cara busurbredig.
a. Cara Mekanik
Cara mekanik
berarti partikel-partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid yang kemudian
didispersikan ke medium pendispersinya. Contoh :
·
Pembuatan sol
belerang. Serbuk belerang digerus bersama-sama dengan suatu zat inert
(misalnya gula pasir), kemudian setelah halus dicampur dengan air.
·
Menggunakan
alat penggilingan koloid.
Gambar. Alat penggilingan Koloid.
b. Cara Peptisasi
Cara peptisasi
berarti proses dispersi endapan menjadi sistem koloid dengan penambahan zat
pemeptisasi ( pemecah). Zat pemecah dapat berupa elektrolit khususnya yang
mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu
c. Cara busur Bredig
Cara busur
Bredig digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan diubah menjadi
partikel – partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode
logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sedemikian
sehingga ke dua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode diberi
loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap. Uapnya
kemudian terkondensasi dalam medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi itu
berupa partikel-partikel koloid.
Gambar. Cara Busur Bredig.
Cara busur bredig digunakan untuki
membuat sol logam seperti Ag, Au, dan Pt.
Oleh karena logam diubah menjadi
partikel sol melalui uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode
dispersi.
Aktivitas Kimia
Pembuatan Koloid Secara Dispersi
Cara Kerja
1.
Pembuatan sol
belerang
Campurkan 1 sendok gula dan 1 sendok
belerang dalam lumpang. Gerus campuran itu sampai halus. Ambil 1 sendok teh
campuran itu (yang lainnya dibuang ) dan campurkan dengan 1 sendok gula lalu
gerus sampai halus. Loanjutkan pekerjaan itu sampai 4 kali. Tuangkan sedikit
dari campuran terakhir ke dalam gelas kimia berisi 50 mL air suling dan aduk.
Saring jika masih terjadi endapan.
2.
Pembuatan
Sol/gel agar-agar
Isi tabung reaksi dengan air suling
hingga kira-kira sepertiga tabung. Tambahkan 1 spatula agar-agar dan aduk .
Panaskan tabung beserta isinya sampai mendidih. Dinginkan campuran itu
untuk memperoleh agar-agar.
3.
Pembuatan
Emulsi minyak dalam air.
Masukkan kira-kira 5 mL air dan 1 mL
minyak tanah ke dalam sebuah tabung reaksi. Guncangkan tabung dengan keras
kemudian letakkan tabung itu pada rak tabung. Perhatikan apa yang terjadi.
Masukkan kira-kira 5 mL air, 1 mL minyak tanah, dan 1 mL larutn deterjen ke
dalam tabung lain. Guncangkan tabung dengan keras kemudian letakkan tabung itu
pada rak tabung. Perhatikan apa yang terjadi. Berarti kamu telah membuat
emulsi minyak dalam air dengan deterjen sebagai pengemulsinya.
3. PEMURNIAN KOLOID
Pada pembuatan
koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid,
sehingga harus dimurnikan/ dihilangkan. Ada 3 cara yang dapat digunakan, yaitu
: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
a. Dialisis
Pada proses ini
digunakan selaput semi permeabel, yaitu jenis selaput yang memungkinkan ion
atau molekul kecil untuk melewatinya tetapi menahan partikel koloid atau
molekul besar. Pergerakan ion-ion dan molekul –molekul kecil melalui selaput
semi permeabel disebut dialisis. Proses ini diamati pertama kali oleh Thomas
Graham. Ia menemukan bahwa beberapa zat seperti lem dan gelatin (gel) dapat
dipisahkan dari zat-zat terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan
selaput semi permeabel.
Misalnya pada
pembuatan : Fe(OH)3 terdapat ion-ion H+ dan Cl-.
Begitu juga pada pembuatan koloid As2S3 terdapat ion-ion
H+ dan S2-. Untuk membersihkannya dilakukan dengan
cara memasukkan koloid ke dalam kantong dengan selaput semipermiabel yaitu
selaput yang dapat melewatkan ion-ion dan air tetepi tidak dapat melewatkan
koloid. Ini dapat dilakukan karena ukuran partikel koloid jauh lebih besar dari
partikel ion dan air. Kemudian kantong dimasukkan dalam air, maka ion-ion akan
keluar (berdifusi) masuk ke air.
Gambar. Proses Dialisis
Info Kimia
Teknologi
Mengatasi Gagal Ginjal
Kegagalan ginjal dapat mengancam hidup manusia. Salah satu
cara ampuh mengatasi kelainan ginjal ini adalah dengan mengembangkan ginjal
buatan. Ginjal buatan sering disebut mesin pencuci darah atau hemodialisis.
Darah mengandung partikel-partikel dari berbagai jenis dan
ukuran, seperti sel-sel darah, protein, ion-ion, dan zat-zat sisa berupa
senyawa organik. Ginjal berfungsi memisahkan partikel-patikel berbahaya
disamping harus mempertahankan partikel-partikel esensial sekaligus mengatur
konsentrasi ion-ion dalam darah.
Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, seperti yang
dialami penderita gagal ginjal, maka zat-zat sisa akan menumpuk dalam darah dan
hal ini membahayakan. Di sini mesin pencuci darah dapat menggantikan fungsi
ginjal. Cara kerja mesin pencuci darah dapat dijelaskan sebagai berikut .
Gambar. Alat Cuci Darah dan Proses
pencucian darah
Darah dari pembuluh arteri pasien masuk ke dalam tabung
(kantong) dialisis yang direndam dalam fluida dialisis yang mengalir secara
perlahan. Fluida dialisis yang digunakan adalah larutan garam dan gula. Hal ini
dimaksudkan untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion dalam darah. Selama proses
berlangsung, partikel-partikel urea dari darah akan keluar melelui tabung
selaput semi permeabel dan masuk ke dalam fluida dialisis. Sementara itu,
partikel-partikel dalam darah tertahan. Setelah proses dialisis selesai,
darah yang sudah dimurnikan di kembalikan ketubuh pasien melalui pembuluh vena.
Ginjal tiruan sangat efektif menolong korban gagal ginjal
hingga ginjalnya berfungsi kembali. Namun, penggunaan mesin ginjal ini
memerlukan waktu yang lama dan membuang banyak biaya, karena metode pencucian
darah harus dilakukan secara berkala minimal 6 jam dalam seminggu.
b. Elektrodialisis
Proses dialisis merupakan proses dialisis di bawah pengaruh
medan listrik. Karena menggunakan medan listrik, maka proses ini dapat terjadi
jika terdapat senyawa ionikatau ion-ion dalam koloid. Contoh penggunaan
elektrodialisis adalah pemurnian air laut.
Dalam
proses elektrodialisis, air laut ditempatkan dalam sel elektrolit tiga kamar
yang terpisah oleh dua membran semipermiabel (seperti pada gambar). Setiap
membran hanya dapat dilewati oleh satu jenis ion. Saat listrik
dialirkan, kation dan anion akan bergerak ke arah yang berbeda, dan akan
meninggalkan air murni. Elektrodialisis masih merupakan cara yang mahal karena
prosesnya masih menggunakan listrik
(a)
(b)
Gambar proses elektrodialisis air laut
c. Penyaring Ultra
Partikel-partikel
koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, karena pori-pori kertas
saring terlalu besar dibandingkan dengan ukuran-ukuran partikel koloid. Supaya
digunakan untuk menyaring partikel koloid, kertas saring tersebut diresapi dengan
selulosa seperti selofan (cellophane) sehingga ukuran pori-pori kertas saring
menjadi lebih kecil. Kertas saring yang telah dimodifikasi seperti ini
dinamakan penyaring ultra.
Gambar. Penyaringan Ultra.
RANGKUMAN
Sistem koloid
adalah suatu campuran zat (fase terdispersi dan fase pendispersi) di mana suatu
zat (fase terdispersi) tersebar merata dan berukuran koloid dalam suatu
zat lain (medium pendispersi ). Menurut pembentuknya, koloid dibedakan menjadi:
sol, emulsi dan buih. Ada tiga jenis sol, yaitu sol
padat, sol cair (sol) dan sol gas (aerosol padat). Emulsi
dibagi menjadi tiga jenis emulsi yaitu emulsi gas(aerosol cair), emulsi cair
(emulsi), dan emulsi padat (gel), sedangkan buih dibedakan
menjadi dua, yaitu, buih cair dan buih padat. Koloid dapat dibedakan
berdasarkan kemampuannya menyatu dengan air atu pelarut lain, yaitu koloid
liofil dan koloid liofob.
koloid dapat
dibuat dengan cara: Metode kondensasi, (dekomposisi rangkap, hidrolisis,
dan redoks) atau penggantian pelarut, dan Metode dispersi. Ada
tiga metode dispersi yaitu cara mekanik, cara peptisasi, dan cara
busur bredig.
Dalam pembuatan
koloid, sering terdapat partikel-partikel zat terlarut yang tidak diinginkan
yang dapat mengganggu kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang
dapat digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel tersebut, dialisis,
elektrodialisis, dan penyaringan ultra