STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan sistem dan sifat
koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
5.1 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di
sekitarnya
5.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
Indikator
1.
Mengelompokkan
campuran yang ada di lingkungannya ke dalam suspensi kasar, sistem koloid, dan
larutan sejati serta menyimpulkan perbedaannya.
2.
Menjelaskan
adanya 8 macam sistem koloid berdasarkan fasa terdispersi dan medium
pendispersi.
3.
Mengelompokkan
koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa macam sistem koloid.
4.
Menjelaskan
penggunaan sistem koloid di industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya.
Apersepsi
Pernahkah kamu memperhatikan
proses pengecatan rumah ?
Kebanyakan cat
rumah merupakan pigmen dasar yang dicampur dengan acrylic resins dilarutkan
dalam air. Cat digunakan dalam bentuk cair. Setelah air mengering dan resins
mengeras, meninggalkan lapisan yang tipis di permukaan benda yang di cat.
Gambar 1.1 Cat Tembok
Cat adalah salah
satu contoh koloid. Banyak sekali hasil industri yang berupa kloloid, untuk
mengetahui lebih banyak tentang koloid cobalah kamu simak bahan kajian berikut.
Pengertian Sistem Koloid
Pernahkah kamu membandingkan
pada saat melarutkan garam dapur dalam air dan mencampurkan tepung kanji dengan
air. Jika garam dapur dicampurkan ke dalam air, molekul garam dapur segera
larut dan terbentuklah suatu larutan yang jernih dan bila tepung kanji dicampurkan dengan air, ternyata tepung ’’ larut’’ tetapi ’’ larutan ’’ itu tidak
bening melainkan keruh. Jika didiamkan,
campuran itu tidak memisah dan juga
tidak dapat disaring ( hasil penyaringan tetap keruh ). Lain lagi kalau kita mencampurkan tepung beras
dengan air, ternyata tepung beras tidak larut. Walaupun campuran ini diaduk,
lambat laun tepung beras akan memisah (
menngendap).
Jika garam dapur dicampurkan ke dalam air, terbentuklah suatu
larutan yang jernih. Ukuran partikel garam dapur dalam larutan lebih kecil dari 10-7
cm dan tidak dapat dipisahkan dari air dengan cara penyaringan. Jika tepung
beras dicampurkan dengan air, tepung
beras dan air akan memisah ketika campuran itu didiamkan. Campuran semacam itu
disebut suspensi. Partikel tepung
beras berukuran lebih besar dari 10-5
cm, dan dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Diantara kedua sistem di atas
( antara suspensi dan larutan ), terdapat sistem koloid. Contohnya, yaitu
jika tepung kanji dicampurkan dengan air.
Istilah koloid diusulkan oleh Thomas Graham (1805-1869) dari Inggris pada
tahun 1861. Graham mengamati bahwa zat seperti kanji, gelatin, getah, dan
albumin berdifusi sangat lambat dan tidak menembus membran tertentu. Kelompok
ini yang dinamainya koloid, yang berarti seperti
lem ( bahasa Yunani : kolla = lem,
oidos = seperti).
Dewasa ini istilah koloid
dipakai untuk menyatakan ukuran partikel serta sistim campuran. Partikel-partikel suatu zat dikatakan
berukuran koloid apabila berdiameter
antara 10-5 sampai 10-7
cm. Yang disebut sistem koloid adalah suatu campuran zat dimana suatu zat
tersebar merata dengan berukuran koloid dalam suatu zat lain.
Sebagaimana halnya larutan
yang tersusun dari zat terlarut dan pelarut, maka sistem koloid juga tersusun
dari dua komponen, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi, yaitu zat
medium tempat partikel-partikel koloid itu tersebar.
Perbandingan sifat Larutan, Koloid dan Suspensi
Larutan
(Dispersi Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi Kasar)
|
Contoh : Larutan garam dapur dalam air
|
Contoh : Campuran
tepung kanji dengan air
|
Contoh : Campuran
tepung beras dengan air
|
1.
Homogen,
tak dpat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra.
|
1.
Heterogen
|
|
2.
Semua
partikel berdemensi (panjang, lebar atau tebal) kurang dari 1 nm.
|
2.
Partikel
berdemensi antara 1 nm samapi 100 nm
|
2.
Salah
satu atau semua demensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
|
3.
Satu
fase
|
3.
Dua
fase
|
3.
dua
fase
|
4.
Stabil
|
4.
Pada
umumnya stabil
|
4.
Tidak
stabil
|
5.
tidak
dapat disaring.
|
5.
Tidak
dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra.
|
5.
Dapat
disaring.
|
Dalam kehidupan
sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid atau
suspensi.
Contoh larutan : larutan garam,
larutan gula, spiritus, alkohol 60%, larutan cuka, air laut, udara dan bensin.
Contoh koloid : susu, santan, jelli,
selai, mentega dan mayonase.
Contoh suspensi : air sungai yang
keruh, campuran air dengan pasir, tepung beras dengan air, dan campuran minyak
dengan air.
Untuk lebih jelasnya perbedaan suspensi, koloid dan larutan dapat dilihat dalam video berikut:
Untuk lebih jelasnya perbedaan suspensi, koloid dan larutan dapat dilihat dalam video berikut:
Setelah melihat video tersebut, buatlah rancangan percobaan untuk membedakan larutan, suspensi dan koloid.
JENIS-JENIS
KOLOID
Gambar 1. Kabut di pegunungan, Cat, dan Cerobong asap pabrik
Gambar 1. Kabut di pegunungan, Cat, dan Cerobong asap pabrik
Kalau kita perhatikan
foto-foto di atas, pikirkan secara bersama-sama zat-zat apa saja yang terkandung di dalamnya. Ingatlah bahwa koloid adalah campuran yang terdiri
atas partikel yang kecil yang terdistribusikan ke dalam materi lain
Telah kamu ketahui bahwa
sistem koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi (medium pendispersi). Koloid digolongkan berdasarkan fase
terdispersi dan fase pendispersinya. Baik fase terdispersi maupun fase
pendispersi dalam suatu sistem koloid dapat berupa gas, cair atau padat. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem
kolid dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1.
Sol
Sol adalah koloid dengan fase terdispersi padat dan medium
pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas. Oleh karena itu koloid
sol ada 3 jenis yaitu :
a.
Sol
padat (sol dalam medium pendispersi padat ).
b.
Sol
cair ( sol dalam medium pendispersi cair).
c.
Sol
gas (sol dalam medium pendispersi gas).
2.
Emulsi
Emulsi adalah suatu jenis
koloid dengan fase terdispersi berupa zat
cair dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair atau gas. Oleh
karena itu ada 3 jenis emulsi yaitu :
a.
Emulsi
gas (aerosol cair)
b.
Emulsi
cair
c.
Emulsi
padat (gel)
3.
Buih
Buih adalah satu jenis koloid
dengan fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi dapat berupa zat cair
atau zat padat. Perlu kamu ingat bahwa campuran
Dengan demikian kita mengenal
8 jenis sistem koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
Tabel Jenis-jenis koloid
No
|
Fase Terdispersi
|
Fase Pendispersi
|
Nama
|
Contoh
|
1.
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Asap (smoke), debu di udara, buangan
knalpot
|
2.
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Sol emas, sol belerang, tinta,
cat, protoplasma, air lumpur, semir cair, lem cair
|
3.
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Gelas berwarna, tanah, perunggu,
kuningan
|
4.
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Kabut (fog), awan, pengeras rambut
(hairspray), obat semprot
|
5.
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu, santan, minyak ikan,
mayonnaise
|
6.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi padat
|
Jelly, mutiara, mentega
|
7.
|
Gas
|
Cair
|
Buih
|
Buih sabun, krim kocok, ombak
|
8.
|
Gas
|
Padat
|
Buih padat
|
Karet busa, batu apung
|
Koloid Dalam Industri
Sistem koloid peranannya
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita, mulai dari dapur, kosmetik,
pertanian, farmasi sampai industri yang lain.
Industri kosmetik antara lain : susu
pembersih kulit muka, parfum, talk.
Industri makanan antara lain :
mentega, keju, agar-agar, roti.
Industri farmasi antara lain : sirup, salep dan
obat-obatan.
Industri pertanian antara lain : obat-obatan
pembunuh serangga, obat semprot pertanian.
Industri lainnya : cat, keramik, lem, tinta
Setelah kamu lihat beberapa
contoh di atas, kamu dapat menyimpulkan bahwa kecenderungan industri membuat
produk yang berupa koloid. Dapatkah kamu menjelaskan penyebabnya?
Koloid merupakan satu-satunya
cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan
secara homogen dan stabil. Homogen dalam hal ini diartikan sebagai, mempunyai
komposisi yang sama setiap bagiannya.
Pahami Kimia
1.
Klasifikasikan
beberapa produk kesehatan dan kecantikan sesuai dengan jenis koloidnya.
2.
Lengkapilah
daftar berikut :
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
|
Industri pertanian
|
|
Industri farmasi
|
|
Industri cat
|
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall dan Gerak Brown
Pernahkah kamu memperhatikan
cahaya lampu mobil pada saat berkabut, bandingkan dengan pada saat tidak ada
kabut ? Dapatkah kamu menjelaskan penyebabnya.
Cahaya lampu mobil pada saat
berkabut lebih mudah kelihatan, sebab cahaya itu dihamburkan oleh partikel
kabut yang merupakan suatu sistem koloid. Demikian pula jika kamu memperhatikan
seberkas cahaya yang masuk ke dalam ruangan gelap melalui suatu celah, maka
berkas cahaya itu akan terliahat jelas. Partikel debu dalam ruangan yang
berukuran koloid akan menghamburkan
cahaya.
Peristiwa-peristiwa seperti di
atas merupakan salah satu sifat koloid. Sifat-sifat koloid dapat digunakan untuk mengenali sistem koloid.
a. EFEK TYNDALL
Bagaimanakah cara kamu
membedakan larutan sejati dengan koloid? Ada beberapa sistem koloid yang tampak
bening dan sukar dibedakan dengan larutan sejati. Salah satu cara yang dapat
kamu kerjakan adalah dengan menjatuhkan seberkas cahaya ke obyek.
Untuk dapat lebih memahami,
lakukan kegiatan berikut :
Aktivitas Kita
Mengamati efek tyndall
1.
Siapkan
5 tabung reaksi yang besar dan bersih, kemudian isilah dengan larutan dan
koloid seperti tertera pada tabel masing-masing setinggi kira-kira 5 cm.
2.
Arahkan
berkas cahaya lampu senter pada masing-masing tabung satu persatu. Amati berkas
cahaya itu dengan arah yang tegak lurus. Apakah berkas sinar dihamburkan oleh
partikel-partikel dalam campuran tersebut?
3.
Apa
yang dapat kamu amati dan simpulkan dari kegiatan ini ?
Campuran
|
Apakah
berkas sinar dihamburkan ?
|
Larutan K2CrO4
|
|
Larutan
gula
|
|
Larutan
Sabun
|
|
Sol Fe(OH)3
|
Gambar efek tyndal
Partikel dalam larutan yang
berupa molekul atau ion terlalu kecil untuk menghamburkan cahaya, sehingga
berkas cahaya dalam larutan tidak terlihat. Sebaliknya, cahaya yang melewati
sistem koloid akan terlihat nyata. Partikel-partikel koloid yang berukuran
cukup besar akan menghamburkan cahaya itu ke segala arah, meskipun partikel
koloidnya tidak tampak.
Peristiwa panghamburan cahaya
oleh partikel kolod disebut efek Tyndall. Efek Tyndall dalam kehidupan yang sehari-hari dapat kamu amati antara lain
:
1.
Sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut
2.
Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop
yang berasap
3.
Berkas
sinar mata hari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.
Pernahkah kamu pergi ke
pantai, misalnya pantai Kuta yang berada di pulau Bali ? Atau dimanapun pada
saat kamu mengamati langit. Langit pada siang hari berwarna biru, sedangkan
ketika matahari terbenam langit di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Dapatkah kamu menerangkan penyebabnya ?
Gambar. Langit berwarna biru di siang hari
dan jingga pada waktu senja
b. GERAK BROWN
Telah kamu ketahui bahwa
partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak memisah
meskipun didiamkan. Dapatkah kamu menjelaskan penyebabnya ?
Jika diamati dengan mikroskop
ultra, dimana arah cahaya tegak lurus dengan sumbu mikroskop, akan terlihat
partikel koloid senantiasa bergerak
terus menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerakan acak (zig-zag)
dari partikel koloid ini disebut dengan gerak Brown.
Gambar.
Gerak Brown
Gerak Brown membuktikan teori kinetik molekul,
yang mengatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari
molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.
Dalam suspensi tidak terjadi gerak brown karena
ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang.
Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown tetapi tidak dapat diamati.
Makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium
meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak Brown merupakan
salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Karena bergerak terus menerus maka
partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengendap.
MUATAN KOLOID
Sifat koloid yang sangat perlu
kamu ketahui juga adalah muatan koloid. Semua partikel koloid memiliki muatan
sejenis (positif atau negatif). Untuk lebih jelasnya simak bahan kajian berikut
:
a. Sumber muatan koloid :
Partikel-partikel koloid
memperoleh muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan
proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
·
Proses
adsorbsi
Pernahkah kamu sakit perut,
kemudian minum norit ? Norit merupkan serbuk karbon, campuran norit dengan cairan
usus akan membentuk sistem koloid yang mampu mengadsorsi kuman yang yang
berbahaya. Suatu sistem koloid mempunyai
kemampuan mengadsorsi.
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu molekul
atau ion pada permukaan zat. Hal ini juga dapat menjelaskan penyebab partikel koloid mendapatkan muatan
listrik. Sol Fe (OH)3 dalam air mengadsorbsi ion postif sehingga
bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorsi ion
negatif sehingga bermuatan negatif.
Gambar. Adsorbsi ion-ion menyebabkan
partikel koloid bermuatan listrik.
Tahukah kamu apakah perbedaan
antara adsorbsi dengan absorbsi ? Penyerapan pada permukaan disebut adsorbsi
dan jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorbsi.
Disamping gerak Brown, muatan
koloid juga merupakan faktor yang dapat menjaga kestabilan koloid. Karena
bermuatan sejenis maka muatan partikel-partikel koloid saling tolak menolak
sehingga terhindar dari pengelompokan antara sesama partikel koloid. Sebab jika
partikel koloid saling bertumbukan dan kemudian bersatu, maka lama kelamaan
dapat terbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya mengendap.
Partikel koloid selain dapat
mengadsorbsi ion atau muatan listrik, juga dapat mengadsorsi zat lain yang
berupa molekul netral. Sifat adsorbsi koloid digunakan dalam berbagai proses
antara lain :
a.
Pemutihan
gula tebu. Gula yang masih kotor ( berwarna coklat) dilarutkan dalam air panas,
lalu dialirkan melalui sistem koloid yang berupa tanah diatom
atau
karbon. Kotoran pada gula akan teradsorbsi, sehingga diperoleh gula yang putih
bersih.
b.
Pada
pencelupan serat wool, kapas atau sutera. Serat yang akan diwarnai dicelupkan
dalam larutan alumunium sulfat dan larutan basa seperti natrium karbonat.
Endapan Al(OH)3 bersifat koloid, melekat pada serat, dan menyerap
zat warna tersebut. Tanpa Al(OH)3 aerat tak dapat diberi warna.
·
Beberapa
partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus yang ada
pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid lipoprotein dan koloid
sabun/deterjen.
Ø Koloid sabun dan deterjen
Saat kita membersihkan kotoran
dengan sabun, kotoran akan digumpalkan oelh sabun. Sisi luar sabun memiliki
muatan negatif dan merupakan gugus polar
yang larut dalam air
Gambar. Misel yang
dibentuk oleh sabun membentuk sistem koloid yang mengikat minyak dan air pada
ujung yang berbeda
ELEKTROFORESIS
Telah kamu ketahui bahwa
partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena sifat adsorsinya. Kira-kira apakah yang terjadi jika ke dalam
sistem koloid dimasukkan dua batang
elektrode kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah ? Koloid yang bermuatan negatif akan bergerak
ke anode (elektrode positif ) sedangkan koloid yang bermuatan positif akan
bergerak ke katode (elektrode negatif). Peristiwa pergerakan partikel koloid
yang bermuatan ke salah satu elektroda disebut elekroforesis.
Elekroforesis dapat digunkan
untuk mendeteksi (menentukan) muatan partikel koloid. Jika partikel koloid
berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika
partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan
positif.
Jika koloid bermuatan positif
seperti sol Fe(OH)3 dialiri arus listrik searah kemudian masukkan
elektroda positif dan elektroda negatif, maka partikel koloid Fe(OH)3
bergerak dan mengumpul pada elektroda negative. Begitu juga jika kedua
elektroda dimasukkan dalam koloid As2S3, maka partikel
koloid tersebut akanbergerak dan mengumpul pada elektroda positif.
KOAGULASI
Kira-kira apakah yang terjadi
jika koloid diberi suatu larutan elektrolit yang berbeda muatannya ? Telah kamu
ketahui bahwa koloid distabilkan oleh muatannya. Apabila muatan koloid dilucuti
maka kestabilan akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau
penggumpalan. Penghilangan muatan listrik oleh partikel koloid dapat dilakukan
dengan empat cara, yaitu :
a. Menggunakan prinsip
elektroforesis
Apabila arus listrik dialirkan
cukup lama kedalam sel elektrolisis maka partikel koloid akan digumpalkan
ketika mencapai elektrode. Koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di
anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif akan digumpalkan di katode.
b. Penambahan koloid lain
dengan muatan yang berlawanan.
Koagulasi karena penambahan
elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik
ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion
negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua.
Apabila selubung lapisan ke dua itu terlalu dekat maka selubung itu akan
menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi.
c. Penambahan elektrolit
Jika suatu elektrolit
ditambahkan ke dalam sistem koloid, maka partikel-partikel koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation dari elektrolit). Sementara
itu, partikel-partikel koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif
(anion) dari elektrolit. Hal ini menyebabkan partikel-partikel koloid tersebut
dikelilingi oleh lapisan kedua yang memiliki muatan yang berlawanan dengan
muatan lapisan pertama. Apabila jarak antara lapisan pertama dan kedua cukup
dekat, maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi koagulasi.
d. Pendidihan
Kenaikan suhu sistem koloid
menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul
air bertambah banyak. Hal ini meyebabkan lepasnya elektrolit yang teradsorpsi
pada permukaaan partikel koloid. Akibatnya molekul-moleku koloid menjadi tidak
bermuatan sehingga terjadi koagulasi.
Sifat koagulasi dari partikel koloid antara lain
dapat kamu amati pada :
Pengendap
Cottrel. Kalau kamu melewati kawasan industri, misalnya di daerah Tangerang
atau di sekitarmu yang terdapat banyak pabrik apakah yang dapat kamu amati atau
rasakan ? Cerobong asap pabrik yang mengeluarkan asap berwarna hitam atau
terkadang bau yang menyengat, pencemaran udara terasa sekali bukan? Frederick
Cottrell (1877-1948) dari Amerika Serikat membuat suatu alat yang digunakan
untuk mengurang zat pencemar udara yang dikeluarkan cerobong asap pabrik. Asap
dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung
logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000
volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara.
Ion-ion tersebut akan di adsorbsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan.
Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode
yang lainnya. Pengendap Cotrell ini banyak digunakan dalam industri dan untuk
dua tujuan yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun atau memperoleh
kenbali debu yang berharga, misalnya debu logam.
Gambar. Cotrell dan Bagan Pengendapan pada
Cerobong Asap Pabrik
- Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
- Pembentukan delta di muara sungai.
Partikel tanah liat dalam air
sungai merupakan koloid. Jika bertemu dengan air dari sungai lain atau air laut
akan mengendap dan membentuk delta di muara sungai tersebut. Hal ini disebabkan
adanya penetralan muatan partikel-partikel tanah liat dalam sungai oleh air
laut.
Gambar di bawah merupakan
delta sungai Mississipi.
4. PENGOLAHAN AIR BERSIH
Tahukah kamu darimana air yang
digunakan untuk keperluan sehari – hari di rumahmu diperoleh ? Air yang
digunakan di rumah-rumah umumnya berasal dari air sumur, air danau, dan air
sungai. Air tersebut umumnya mengandung berbagai zat seperti lumpur, zat
organik, zat pencemar, dan bakteri berbahaya. Oleh karena itu, air tersebut
terlebih dahulu harus diolah sebelum dikonsumsi. Ada dua metode pengolahan air,
yaitu pengolahan air bersih secara sederhana dan pengolahan air bersih di kota
besar.
a. Pengolahan air bersih
secara sederhana
Pengolahan air bersih secara
sederhana dilakukan dengan menggunakan pasir dan kerikil sebagai penyaring. Selain itu ditambahkan zat kimia misalnya
tawas, karbon aktif, kaporit dan kapur.
Gambar. Pengolahan air bersih secara
sederhana.
Penambahan zat kimia :
·
Tawas
(Al2(SO4)3) akan membentuk koloid Al(OH)3
bermuatan positif. Al(OH)3 akan menggumpalkan lumpur dan
mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam air.
·
Karbon
aktif jika air terlalu keruh untuk menyerap bau, warna, rasa, dan zat organik.
·
Kaporit/klorin
untuk membunuh kuman
·
Kapur
untuk menaikkan pH karena tawas telah mengkonsumsi alkalinitas air.
Sedangkan pasir
dan kerikil digunakan untuk penyaringan (filtrasi) guna memisahkan zat-zat
padat termasuk endapan.
b. Pengolahan air bersih di
kota besar.
Pernahkah kamu melihat tempat
pengolahan air bersih di kotamu ? Cobalah kamu perhatikan air sebelum diolah.
Sumber air bersih untuk pengolahan di dalam kota biasanya berasal dari danau
atau sungai. Danau atau sungai ini cenderung mengandung padatan dan zat-zat
pencemar lainnya, termasuk buangan untuk industri. Oleh karena itu pengolahannyapun
lebih kompleks daripada air sumur. Namun demikian, prinsip yang digunakan
hampir sama. Pengolah air bersih di kota besar melalui beberapa tahapan sebagai
berikut :
·
Presedimentasi.
Air danau atau sungai dipompa
ke dalam reservoar. Di sini zat padat
termasuk lumpur akan mengendap akibat pengaruh gaya gravitasi. Selanjutnya, air
akan masuk ke tangki pengendapan (flokulasi).
·
Pengendapan.
Di dalam tangki pengendapan,
ditambahkan zat pembentuk koloid Al(OH)3, misalnya tawas (KAl(SO4)2),
aluminium sulfat (Al2(SO4)3) atau PAC (Poly Aluminium Chlorida) AlCl3-
AlCl3- AlCl3.... PAC ini lebih bagus dibanding yang
lainnya dan ini sudah banyak digunakan dalam pengolahan air dalam jumlah besar.
Koloid Al(OH)3 bermuatan positif. Koloid akan mengadsorpsi padatan,
zat warna, sebagian bakteri, dan zat pencemar dalam air. Selanjutnya koloid
Al(OH)3 akan menggumpalkan lumpur. Gumpalan-gumpalan besar akan
mengendap akibat pengaruh gravitasi. Selain tawas juga dapat ditambahkan karbon
aktif untuk menghilangkan rasa, bau, dan warna dalam air.
·
Penyaringan
(filtrasi).
Air dari tangki pengendapan di
saring melalui saringan yang terdiri dari pasir, kerikil, dan anthracite coal
untuk memisahkan sisa-sisa gumpalan.
·
Penambahan
zat kimia.
-
Kapur
Ca(OH)2 ditambahkan untuk menaikkan pH air menjadi 6,5. Hal ini
dikarenakan tawas telah mengkonsumsi alkalinitas (OH-) air sehingga
menurunkan pH air.
-
Klorin
(Cl2 ) di dalam air terhidrolisis membentuk ion hipoklorit (OCl-)
yang berfungsi membunuh kuman disamping membunuh tumbuhnya ganggang di dalam
pipa.
-
Cl2
(g) +
H2O (l) → HOCl (aq) + H+
(aq) + Cl- (aq)
·
Penyimpanan
dalam reservoar.
Air yang sudah memenuhi
standar kemudian disimpan dalam reservoar sebelum didistribusikan ke konsumen.
Gambar. Bagan pengolahan air bersih di kota besar
Info Kimia
Biji kelor (moringa olafera) sebagai penjernih alami
Biji kelor yang banyak tumbuh
di lapangan terbuka dapat digunakan sebagai penjernih alami. Caranya biji kelor
yang tua dan kering dihaluskan kemudian dilarutkan dalam air. Tepung biji kelor
ini dapat langsung digunakan sebagai bahan penjernih air gambut. Biasanya 5-10
biji kelor untuk 1 liter air. Tepung biji kelor merupakan bahan penggumpal
alami yang cukupefektif sebab biji kelor mengandung mirosin, emulsin, asam
gliserid, asam polmirat, lemak dan minyak, serta zat yang bersifat bakterisida.
5. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID
LIOFOB
Dari uraian terdahulu telah
kamu ketahui bahwa medium pendispersi koloid dapat berupa cair, padat dan
gas. Koloid yang memiliki medium
pendispersi berupa zat cair dapat dibedakan menjadi koloid liofil dan koloid
liofob.
Suatu koloid disebut liofil
(suka cairan ) apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase
terdispersi dengan medium pendispersinya. Contohnya, protein dalam air, kanji,
sabun, deterjen.
Suatu koloid disebut liofob
(tidak suka cairan ) jika gaya tarik-menarik antara fase terdispersi dengan
medium pendispersinya tidak ada atau sangat lemah. Contohnya, sol belerang, sol
Fe(OH)3, dan sol-sol logam.
Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua
jenis koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
Gaya tarik menarik koloid hidrofil lebih kuat dibandingkan dengan koloid
hidrofob, hal ini disebabkan oleh keberadaan ikatan hidrogen yang terbentuk
antara fase terdispersi dengan medium pendispersinya (air).
Tabel. Perbandingan sifat-sifat sol
liofil(hidrofil) dan sol liofob (hidrofob).
Sol Hidrofil
|
Sol
Hidrofob
|
Mengadsorbsi mediumnya
|
Tidak mengadsorbsi mediumnya
|
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif
besar
|
Hanya stabil pada konsentrasi kecil
|
Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan
elektrolit
|
Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit
|
Viskositas lebih besar daripada mediumnya
|
Viskositas hampir sama dengan mediumnya
|
Bersifat reversibel
|
Tidak reversibel
|
Efek Tyndall lemah
|
Efek tyndall lebih jelas
|
C. EMULSI
Telah kamu ketahui dari uraian
di atas bahwa emulsi adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat
padat, zat cair atau gas. Ada tiga jenis emulsi yaitu, emulsi gas (aerosol
cair), emulsi cair (emulsi, dan emulsi padat (gel)
1. Emulsi Gas (Aerosol Cair)
Emulsi gas atau aerosol cair
merupakan emulsi dalam medium pendispersi gas. Contoh aerosol cair yang
dilingkungan sekitar kamu adalah kabut (fog). Di industri aerosol cair banyak
digunakan, misalnya hairspray dan obat nyamuk dalam kaleng. Hair spray dan obat nyamuk dalam kaleng dapat
membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol
seperti CFC.
2 Emulsi Cair
Emulsi cair melibatkan
campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan, yaitu zat cair polar
dan zat cair non polar. Biasanya salah satu zat cair adalah air (zat cair
polar) dan zat lainnya seperti minyak (lemak). Sehingga emulsi dapat
digolongkan dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi
air dalam dalam minyak (A/M).
Dapatkah air dan minyak bercampur
membentuk emulsi cair ? Jika minyak kelapa dicampurkan dengan air kemudian
dikocok, terjadilah campuran yang akan memisah kembali jika didiamkan agak
lama. Untuk menstabilkan emulsi ini perlu ditambahkan zat pengemulsi atau
emulgator. Zat pengemulsi harus dapat larut baik dlam air maupun dalam minyak.
zat pengemulsi merupakan senyawa organik
yang mengandung kombinasi gugus polar dan non polar sehingga ia mampu mengikat
zat polar (air) dan zat non polar (minyak). Misalnya, sabun yang merupkan garam
karboksilat. Tahukah kamu bagaimana sabun dapat bekerja membersihkan kotoran ?
INFO KIMIA
Sabun merupakan garam
karboksilat. Molekul sabun tersusun dari ” ekor” alkil yang non polar (larut
dalam minyak) dan ”kepala” ion
karboksilat yang polar (laurt dalam air ).
Prinsip inilah yang
menyebabkan sabun dan deterjen mempunyai daya pembersih. Ketika kamu mandi atau
mencuci pakaian, ekor non polar dari sabun menempel pada kotoran dan kepala
polarnya menempel pada air. Akibatnya tegangan pemukaan air akan berkurang,
sehingga air jauh lebih mudah menarik kotoran.
Gambar.
Cara Kerja sabun.
Untuk lebih jelasnya coba kamu
perhatikan saus salad. Saus salad terbuat dari larutan asam cuka (polar) dan
minyak (non polar).Pengocokan minyak dan cuka pada awalnya akan menghasilkan
campuran yang mengandung butiran minyak yang terdispersi dalam asam cuka. Namun
setelah pengocokan dihentikan, maka butiran-butiran tersebut secara bertahap
akan bergabung kembali membentuk partikel yang cukup besar. Akibatnya asam cuka
dan minyak akan terpisah lagi. Untuk menstabilkan saus salad ini dapat
ditambahklan zat pengemulsi yang mengandung lesitin. Lesitin terdapat pada kuning telur dan dapat dibuat
secara komersial dari ekstrak kacang kedelai. Saus salad
tersebut kita kenal sebagai mayones.
Contoh emulsi lain yang kamu
kenal sehari-hari adalah susu, dimana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu terkandung kasein, suatu protein
yang berfungsi sebagai zat pengemulsi.
3. Emulsi padat
Gel merupakan emulsi dalam
medium pendispersi zat padat. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang
agak padat. Terdapat dua jenis gel, yaitu gel elastis dan gel non elastis.
·
Gel
elastis
Gel elastis bersifat elastis,
yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika
gaya tersebut ditiadakan.
·
Gel
nonelastis
Gel non elastis tidak memiliki
sifat elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Sifat non elastis ini
disebabkan ikatan pada rantai berupa ikatan kovalen yang cukup kuat. Contoh gel
non elastis adalah gel silika. Tahukah kamu kegunaan gel silika ?
Info Kimia
Gel silika dibuat dengan
reaksi kimia, yaitu penambahan HCl pekat ke dalam natrium silikat.
Molekul-molekul asam silikat yang terbentuk selanjutnya akan terpolimerisasi
membentuk gel silika..
Gel silika digunakan untuk
mencegah kelembaban, karena sifatnya yang higroskopis. Biasanya ditaruh dalam
kemasan barang-barang elektronika, sepatu, tas dan lain sebagainya.
D. BUIH
Buih adalah suatu jenis koloid
dengan fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair atau
zat padat. Maka berdasarkan fase medium pendispersinya buih dikelompokkan
menjadi buih cair (buih) dan buih padat.
1. Buih Cair (buih).
Buih cair adalah sistem koloid
dengan fase terdispersi berupa gs dan medium pendispersi zat cair. Fase
terdispersi gas biasanya berupa udara atau CO2 yang terbentuk dari fermentasi.
Contoh buih cair :
·
Buih
yang dihasilkan alat pemadam kebakaran. Alat pemadam kebakaran mengandung
campuran air, alumunium sulfat, natrium bikarbonat, seta suatu zat pembuih. CO2
yang dilepas akan membentuk buih dengan bantuan zat pembuih tersebut.
·
Kocokan
putih telur. Putih telur yang dikocok akan mengembang.
·
Ombak
2. Buih Padat
Buih padat adalah sistem
koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat padat. Beberapa
contaoh buih padat :
·
Roti.
·
Styrofoam
·
Batu
apung
PAHAMI KIMIA
1.
Jelaskan
secara singkat mengenai hal berikut :
a.
Effek
Tyndall
b.
Gerak
Brown
c.
Adsorpsi
koloid
Berikan contoh masing-msing
hal di atas dalam kehidupan sehari-hari
2.
Jelaskan
mengenai peranan zat pengemulsi dalam menstabilkan koloid.
Berikan contoh zat pengemulsi.
3.
Apakah
yang dimaksud koloid liofil dan liofob.
Jelaskan perbedaan dan berikan
contohnya.
4.
Jelaskan
cara kerja sabun sebagai pembersih
5.
Jelaskan cara penjernihan air yang diterapkan
di kotamu.
0 komentar:
Posting Komentar